Usai memenangi Piala Afrika 2010 yang baru saja berlalu, Hasan Shehata menjadi rebutan berbagai negara untuk melatih kesebelasan sepak bolanya. Maklum, dengan trofi Piala Afrika 2010 tersebut, artinya Shehata telah mengantarkan Mesir menjadi juara untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.
Salah satu yang meminatinya ternyata Israel. Bahkan dunia sepakbola Israel telah banyak menerima kabar ini. Tapi apa tanggapan Shehata?
“Saya lebih suka mati kelaparan daripada melatih Israel,” katanya kepada harian Mesir Al-Masry al-Youm, hari ini Selasa (9/2), beberapa jam yang lalu. “Saya bisa mengerti bahwa Israel sangat cemburu akan keberhasilan timnas Mesir. Tapi dari perspektif saya, itu tidak mungkin untuk menginjakkan kaki saya di Israel atau melatih timnya—bahkan jika sekalipun Israel adalah satu-satunya negara di dunia ini yang ingin mempekerjakan saya.”
Dia melanjutkan: “Bagaimana Zionis berpikir bahwa saya akan melatih para pembunuh anak-anak dan orang tua? Bagaimana bisa saya bekerja melatih sebuah tim yang mewakili bangsa penjajah?”
“Dari sejak saya dilahirkan, saya telah mendengar tentang pembunuhan Israel terhadap orang-orang Arab, dari tingkat kota hingga ke desa.” tambahnya.
Pelatih veteran ini, yang diberi julukan oleh pers Mesir sebagai “Sang Guru”, sekarang tampaknya akan lebih berkonsentrasi untuk mengantarkan timnas Mesir lolos ke Piala Dunia 2014 di Brasil.
Hmm, tampaknya, penguasa dan politisi Mesir perlu meniru orang tua ini: katakan tidak pada Yahudi! (sa/hrtz)
No comments:
Post a Comment